Hubungan Buah Naga Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Yang Mengalami Diabetes Melitus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
     Tinjauan pustaka adalah suatu landasan teori yang berguna untuk
menunjang hasil penelitian. Peneliti melakukan studi ke perpustakaan
untuk mendapatkan pemahaman teori tentang hal yang akan diteliti. Studi
ke perpustakaan bisa melalui media massa dan buku-buku. Daymon dan
Holloway (2008) menjelaskan bahwa tinjauan pustaka merupakan analisis
kritis, uraian dan evaluasi setiap teks yang relavan, dan selanjutnya harus
dikembangkan dengan argumen yang koheren dengan pustaka yang ada.
Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar buah naga, konsep
dasar glukosa darah serta definisi konseptual dan operasional.

2.1Konsep Dasar Buah Naga
Dalam sub bab ini akan dibahas tentang: pengertian buah naga,
klasifikasi buah naga, morfologi buah naga, jenis-jenis buah naga,
kandungan buah naga, dan manfaat buah naga.

2.1.1Pengertian Buah Naga
Menurut Hardjadinata (2010:6) buah naga atau dragon fruit yang
dinamakan pitahaya atau pitaya roja merupakan buah yang memiliki biji
berwarn hitam dan keras dengan jumlah yang cukup banyak, rasa yang
enak, berkulit merah dan berjumbai hijau, serta memiliki berat sekitar
300-500 gram per buahnya. Tanaman yang tampak memiliki sisik dan kulit
menyerupai naga ini adalah tanaman jenis kaktus atau famili Cactaceae
dan subfamili Hylocereanea.
Hardjadinata (2010) menjelaskan buah naga yang memiliki bentuk
yang eksotis dan unik, aroma yang harum dan rasa manis dapat menarik
perhatian produsen untuk membeli dan mengkonsumsi jenis buah naga.
Buah ini juga mengandung banyak vitamin, mineral, serat, dan zat-zat
yang berguna untuk kesehatan tubuh.

2.1.2Klasifikasi Buah Naga
Menurut Kristanto (2008:11-12) subfamili ini terdiri dari sekitar 16
genus, dimana buah naga adalah golongan genus hylocereus. Adapun
klasifikasi buah naga tersebut adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Famili : CactaceaeSubfamili : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Species : Hylocereus undatus (daging putih)
 Hylocereus polyrhizus (daging merah)
 Hylocereus costaricencis (daging merah super)
Hylocereus megalanthus (kulit kuning, tanpa sisik)

2.1.3Morfologi Tumbuhan
Kristanto (2008:10-16) menjelaskan bahwa tanaman ini sangat
mirip dengan tanaman kaktus, jadi sekilas pandang tanaman ini sering
disebut tanaman kaktus raksasa. Tetapi yang membedakan tanaman ini
adalah bunga dan buah yang dimilikinya. Tanaman ini adalah golongan
tanaman yang tidak lengkap karena tidak memiliki daun. Tanaman ini
memiliki duri diseluruh batang dan cabang, yang memiliki fungsi untuk
mengurangi penguapan.
Tanaman buah naga ini adalah tanaman memanjat, bersifat epifit
(tumbuh menempel dengan tumbuhan lain) dan perennial (mampu hidup
salama bertahun-tahun). Karena masyarakat Indonesia masih sulit
mengenali tanaman ini, maka akan kita bahas mengenai morfologi dari
tanaman ini.
1. Akar. Panjang akar tanaman ini bisa disebut dangkal, sekitar 20-30 cm,
tetapi bisa mencapai kedalaman 50-60 cm pada saat menjelang
produksi buah. Akar tanaman ini tidak terlalu panjang dan membentuk
cabang akar yang kecil, banyak dan lembut. Akar buah ini sangat
tahan dengan kekeringan dengan kata lain tidak tahan dengan
genangan yang cukup lama. Tanaman ini dapat bertahan walaupun
dicabut dari tanah, karena akar udara pada batang yang dimilikinya
dapat menyerap air dan mineral dari udara. Gambar 2.1 adalah
gambar akar buah naga yang bersifat epifit.

Gambar 2.1 Akar bersifat epifit

2. Batang dan cabang. Batang tanaman ini mengandung air dalam
bentuk lendir dan akan berlapis lilin jika sudah dewasa. Batang yangpanjang dengan bentuk segitiga ini berwarna hijau kebiru-biruan,
karena batang tersebut berfungsi sebagai daun pada proses asimilasi.
Pada batang itu banyak cabang yang tumbuh yang memiliki warna
yang sama dengan batang nya.
Batang dan cabang memiliki kambium yang berfungsi untuk proses
pertumbuhan tanaman itu sendiri. Duri-duri yang tumbuh pada
permukaan batang dan cabang bersifat keras dan sangat pendek dan
di setiap titik tumbuh pada batang dan cabang hanya berkisar 4-5
buah, sehingga tidak mencolok dan sering disebut kaktus tidak berduri.
Karena keunikan yang dimiliki, maka tanaman ini sering digunakan
sebagai tanaman hias. Gambar 2.2 adalah gambar batang dan cabang
tanaman buah naga.

3. Bunga. Kuncup bunga yang berukuran panjang sekitar 30cm akan
mekar pada sore hari karena pada siang hari sudah disinari dan
dirangsang untuk mekar oleh sinar matahari, dan perubahan suhu
yang agak tajam dari siang ke malam hari dan sering disebut night
blooming cereus. Mekar nya bunga dimulai dengan kelopak bagian
luar yang memiliki warna krem dan disusul oleh kelopak bunga bagian
dalam yang memiliki warna putih bersih. Bunga ini akan mekar penuh
pada saat tengah malam. Bunga yang berbentuk corong dan di tengah
nya memiliki benang sari berwarna kuning ini mengeluarkan bau yang
harum dan sering sekali mengundang kelelawar hinggap dan
menyerbuki bunganya. Gambar 2.3 adalah bunga pada tanaman buah
naga.
Gambar 2.3 Bunga Buah Naga

4. Buah. Buah nya berbentuk bulat panjang dan memiliki daging yang
sangat tebal. Kulit buah ini tidak terlalu tebal, sekitar 2-3 cm. Pada
permukaan kulit terdapat jumbai berwarna hijau yang berukuran 1-2
cm. Buah tumbuh pada cabang dan batang, dimana buah dapattumbuh lebih dari satu, terkadang berdekatan bahkan berhimpit. Pada
umumnya buah tumbuh hampir mendekati ujung batang atau cabang.
Gambar 2.4 adalah gambar buah naga.
Gambar 2.4 Buah Naga

5. Biji. Biji yang dimiliki buah ini sekitar 1.200-2.300 biji perbuah. Biji nya
berbentuk bulat dan berwarna hitam, memiliki kulit yang sangat tipis
dan keras. Biji ini juga bisa digunakan untuk perbanyakan tanaman
secara generatif, tetapi jarang digunakan kecuali untuk peneliti yang
mencari varietas baru. Gambar 2.5 adalah gambar biji buah naga.
Gambar 2.5 Biji Buah Naga2.1.4Jenis-jenis Buah Naga.

Menurut Warisno dan Dahana (2010) menjelaskan bahwa sampai
saat ini ada empat jenis buah naga yang memiliki prospek yang baik, di
antaranya adalah sebagai berikut:

1. Hylocereus undatus. Hylocereus undatus ini sering didengar dengan
sebutan white pitaya adalah buah naga yang berkulit merah dan
berdaging putih. Pada kulit buah terdapat sisik atau yang sering
disebut jumbai berwarna hijau, dan pada daging buah terdapat banyak
biji yang berwarna hitam. Buah naga memiliki berat 400-500 gram
perbuah nya, bahkan ada yang mencapai 650 gram dan rasa yang
dimilikinya asam bercampur manis.

2. Hylocereus polyrhizus. Jenis buah naga ini banyak di kembangkan di
Vietnam dan Cina. Buah ini memiliki sisik dan jumbai berwarna hijau,
ciri-ciri nya hampir sama dengan jenis buah naga putih, tetapi daging
buah nya berwarna merah keunguan. Berat buahnya sekitar 400 gram.
Jenis tanaman ini gampang menghasilkan bunga, tetapi keberhasilan
bunga menjadi buah dalam batas rendah, sehingga sangat jarang
beredar di pasaran.
3. Hylocereus costaricensis. Jenis buah ini sangat mirip dengan buah
naga merah, hanya warna daging yang membedakan, dimana warna
daging buah nya lebih merah dibanding buah naga merah. Itulahsebabnya buah ini sering disebut buah naga super merah. Berat buah
ini sekitar 400-500 gram.

4. Hylocereus megalanthus. Jenis buah ini memiliki tampilan yang
berdeda dengan genus hylocereus lainnya. Kulit buah nya berwarna
kuning dan tidak memiliki sisik, sehingga cenderung lebih halus
meskipun memiliki tonjolan-tonjolan di permukaan kulit nya. Kadar
kemanisan nya lebih manis dibanding dengan jenis buah naga lain
nya, tetapi jenis buah yang sering disebut yellow pitaya ini kurang
terkenal dipasaran dibanding dengan jenis lainnya. Mungkin
diakibatkan oleh ukuran nya yang tergolong sangat kecil, hanya sekitar
80-100 gram per buah nya. Gambar 2.6 adalah tampilan gambar buah
naga sesuai dengan jenis-jenis nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN NGT

Klasifikasi diagnosis waham