Klasifikasi diagnosis waham

PENGERTIAN WAHAM
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau terus-
menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk gangguan isi pikiran.
Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada di dalam isi pikirannya. Waham
sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
ditemukan pada penderita skizofrenia.
PROSES TERJADINYA WAHAM
1. Fase kebutuhan manusia rendah (lack of human need)
 Waham diawali dengan terbatasnya berbagai kebutuhan pasien baik secara fisik maupun
psikis. Secara fisik, pasien dengan waham dapat terjadi pada orang dengan status sosial
dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya pasien sangat miskin dan menderita. Keinginan
ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi
yang salah. Hal itu terjadi karena adanya kesenjangan antara kenyataan (reality), yaitu
tidak memiliki finansial yang cukup dengan ideal diri (self ideal) yang sangat ingin
memiliki berbagai kebutuhan, seperti mobil, rumah, atau telepon genggam.
2. Fase kepercayaan diri rendah (lack of self esteem)
 Kesenjangan antara ideal diri dengan kenyataan serta dorongan kebutuhan yang tidak
terpenuhi menyebabkan pasien mengalami perasaan menderita, malu, dan tidak
berharga.
3. Fase pengendalian internal dan eksternal (control internal and external)
 Pada tahapan ini, pasien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa
yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan, dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Namun, menghadapi kenyataan bagi pasien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, dianggap penting, dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya, sebab kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak
kecil secara optimal. Lingkungan sekitar pasien mencoba memberikan koreksi bahwa
sesuatu yang dikatakan pasien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara
adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjadi perasaan. Lingkungan hanya
menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan
pengakuan pasien tidak merugikan orang lain.
4. Fase dukungan lingkungan (environment support)
 Dukungan lingkungan sekitar yang mempercayai (keyakinan) pasien dalam lingkungannya
menyebabkan pasien merasa didukung, lama-kelamaan pasien menganggap sesuatu
yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang.
Oleh karenanya, mulai terjadi kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma
(superego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase nyaman (comforting)
 Pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering
disertai halusinasi pada saat pasien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya, pasien
lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
6. Fase peningkatan (improving)
 Apabila tidak adanya konfrontasi dan berbagai upaya koreksi, keyakinan yang salah
pada pasien akan meningkat. Jenis waham sering berkaitan dengan kejadian traumatik
masa lalu atau berbagai kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham
bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman
diri dan orang lain.
KLASIFIKASI WAHAM
1. Waham kebesaran
 Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, serta diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini direktur sebuah bank swasta lho..”
atau “Saya punya beberapa perusahaan multinasional”.
2. Waham curiga
 Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai
dirinya, serta diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya
tahu..kalian semua memasukkan racun ke dalam makanan saya”.
3. Waham agama
 Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, serta diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Kalau saya mau masuk surga saya harus
membagikan uang kepada semua orang.”
4. Waham somatik
 Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, serta
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya sakit menderita
penyakit menular ganas”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-
tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
 Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, serta diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Ini kan alam kubur ya, semua yang ada di
sini adalah roh-roh”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN NGT

Hubungan Buah Naga Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Yang Mengalami Diabetes Melitus