Tips Sukses menghadapi Ujian Kompetensi

Uji Kompetensi merupakan tahapan akhir bagi seorang perawat dari D3 maupun Ners
untuk mendapatkan kualifikasi kompeten. Uji kompetensi merupakan momok yang
sangat menakutkan bagi setiap mahasiswa terutama bagi mahasiswa yang tidak
memiliki persiapan. Ribuan mahasiswa tidak kompeten di setiap periode uji
kompetensi mengalahkan jumlah mahasiswa yang kompeten.
Apakah benar banyak mahasiswa tidak memiliki persiapan saat mau ujian?
Sesungguhnya mereka sudah melakukan persiapan. Persiapan yang dilakukan
berupa belajar selama 3 tahun untuk D3 dan 4-5 tahun untuk Ners.
Jika mahasiswa selama itu untuk mempersiapkan ukom, tetapi mengapa banyak
mahasiswa yang gagal dalam uji kompetensi? Tentu sangat menarik jika kita mencari
tahu mengapa banyak sekali yang tidak kompeten, dan pertanyaan yang harus kita
jawab bersama adalah apakah kualitas pembelajaran atau perkuliahan diseluruh
perguruan tinggi yang ada di Indonesia sama?
Bagi pendidikan tinggi yang sudah hebat dan memiliki akreditasi yang ungul, ukom
tidak jadi persoalan, karena mereka sudah memiliki kualitas perkuliahan akademik
maupun praktek yang sangat baik. Sehingga tidak jarang mahasiswa mereka lulus
100%. Kebalikannya bagi pendidikan yang tidak memiliki qualifikasi sebaik pendidikan
tinggi yang besar, ukom merupakan monster yang menakutkan, sehingga ada
perguruan tinggi yang kelulusannya 0%.
Nilai akreditasi memiliki ketertarikan erat dengan tingkat kelulusan mahasiswa di
ukom, Rata-rata kelulusan institusi dengan dengan akreditasi A adalah 85%, akreditasi
B rata-rata kelulusannya 65% dan institusi dengan akreditasi C rata-rata kelulusannya
45% (Masfuri, 2017).
Dibawah ini terdapat beberapa penyebab mengapa mahasiswa gagal dalam ukom.

1. Nasib
Jika sudah berbicara nasib kita sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi, akan
tetapi kadang nasib tidak bisa kita hindarkan. Beberapa contoh bagaimana
nasib sangat menentukan diantaranya gagal menyimpan data, jawaban yang
tercecer, listrik mati mendadak dan genset tidak berfungsi.

2. Kurang persiapan
Mahasiswa belum memiliki kesiapan mental dan keilmuan. Mahasiswa yang
pintar belum tentu lulus secara otomatis, jika yang bersangkutan secara mental
tidak siap untuk mengerjakan soal selama 3 (tiga) jam.

3. Berlatih dengan sumber yang kurang tepat
Penulisan soal uji kompetensi memiliki kaidah tertentu yang sangat berbeda
dengan penulisan soal sehari-hari. Berlatih soal dengan sumber yang kurang
tepat misalnya soal, dan buku yang tidak mengikuti standar soal uji kompetensi,
soal yang belum direview.

4. Sombong
Mengecilkan atau memandang remeh uji kompetensi merupakan tindakan yang
sombong. Contohnya tidak mengikuti tata tertib, terlalu yakin akan kompeten.

5. Kurang Percaya Diri
Mahasiswa pintar yang tidak percaya diri dapat pula mengalami kegagalan.
Terjadi jika yang bersangkutan tidak pernah latihan, tidak mengenal tempat
karena uji kompetensinya tidak dikampus sendiri.

6. Tidak mengetahui cara membaca soal
Soal dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memisahkan mana yang
kompeten mana yang tida kompeten.

7. Terlalu tergesa-gesa
Sifat yang terlalu tergesa-gesa dapat menyebabkan seseorang tidak cermat
dalam memilih jawaban.

8. Panik
Fokus perhatian orang yang panik biasanya menyempit, panik juga akan
menghilangkan kemampuan menilai, sehingga yang seharusnya bisa menjadi
tidak bisa. Bagaimana jika ada masalah? Tarik napas, acungkan tangan. Pasti
petugas yang sedang bekerja akan membantu kesulitan anda.

9. Strategi belajar yang salah
Beberapa strategi belajar yang salah diantaranya:
1. Terlalu menekankan kepada tanya jawab atau membahas soal-soal,
sementara pemahaman terhadap materi sangat kurang.
2. Tidak memiliki dasar pemahaman yang kuat, tetapi memilih untuk diskusi
yang akhirnya diskusi melenceng.
3. Membahas soal soal yang tidak terstandarisasi uji kompetensi.
4. Tidak memiliki catatan yang baik

10. Tidak bisa menggunakan hasil try out
Try out sejatinya adalah tempat yang baik untuk mengetahui kemampuan saat
ini. Try out dapat memberikan gambaran siapa yang memiliki kemungkinan
kompeten dan siapa yang tidak memiliki kemungkinan kompeten. Dari hasil try
out dapat menggambarkan bagian yang mana yang dapat dijadikan lumbung
nilai atau penyumbang nilai terbanyak ke setiap individu.

11. Salah menebak
Mungkin dalam pendidikan formal menebak sesuatu yang haram, jangan
dilakukan. Akan tetapi dalam ukom, saya menganjurkan menebaklah dengan
benar. Menebak lebih memberikan kesempatan untuk mendapatkan nilai dari
pada tidak mengisi sama sekali. Tebaklah dengan benar!
Caranya:
a. Jika masih ragu-ragu, tebaklah yang paling benar menurut insting yang
pertama.
b. Kedua jika waktunya mepet, tebaklah dengan jawaban yang sama. Misalnya
A semua, B semua.

12. Tidak menggunakan logika dengan baik.
Dalam membuat sebuah soal, penulis soal menggunakan logikanya terutama
dalam memahami patofisiologi, tanda dan gejala, tindakan yang harus
dilakukan dan lain-lain. Dengan demikian, jika sebuah soal memerlukan
jawaban dan anda tidak menemukan jawabannya karena keterbatasan
pemahaman, maka gunakan logika.

13. Tidak belajar dari kesalahan.
Sudah banyak orang yang gagal dalam uji kompetensi, kesalahan demi
kesalahan sering dilakukan dalam persiapan maupun dalam pelaksanaan
ukom. Akan tetapi tidak ada pengkajian atau pembahasan yang memadai
mengapa sampai mereka tidak berhasil?

14. Kampus dan mahasiswa tidak mendapat kesempatan bertemu.
Terdapat beberapa kampus tidak memiliki program yang jelas bagi
mahasiswanya untuk menghadapi ukom setelah mahasiswa diwisuda dari
program akademik, apalagi setelah nilai ukom mahasiswa diumumkan.
Sebagian kampus menganggap mahasiswa yang sudah diwisuda bukan
tanggung jawab kampus lagi.

15. Kampus tidak memiliki soal standar uji kompetensi.
Rendahnya kualitas soal untuk latihan ukom di kampus kadang menjadi bagian
masalah tersendiri. Tidak ada program pengembangan soal yang baik disinyalir
menjadi penyebab dari masalah yang sangat pelik ini. Beberapa kampus
kesulitan mendapatkan soal yang standar ukom, karena sumber dayanya yang
memiliki keterbatasan. Untuk mengatasi ini perlu pelatihan pengembangan soal
uji kompetensi diberikan kepada dosen-dosen.

16. Mahasiswa tidak disiplin
Di beberapa kampus ditemukan mahasiswa tidak disiplin dalam menghadapi uji
kompetensi. Contoh kasus:
a. Mahasiswa tidak datang saat ada bimbingan atau mentoring, dengan alasan
jauh.
b. Mahasiswa tidak membuat catatan dalam belajar, padahal catatan
merupakan kontrol terhadap materi yang belum dan sudah dipahami.
c. Mahasiswa membaca hanya cukup sampai dengan tahu, tidak dilanjutkan
dengan memahami.
d. Tidak disiplin dalam berpakaian saat akan mengikuti ukom

17. Berkumpul dengan orang yang salah
Pepatah kehidupan mengatakan bahwa bergaul dengan orang kaya maka kita
akan menjadi kaya, minimal pola pikir dan gaya akan menyesuaikan dengan
gaya hidup orang kaya. Begitu pula kalau kita salah bergaul dalam persiapan
uji kompetensi, misalnya bergaul dengan orang-orang yang tidak peduli uji
kompetensi, maka kita akan mengikuti pola pikir tersebut.

18. Tidak pernah try out
Memang tidak ada kewajiban yang mutlak untuk mengikuti try out, akan tetapi
jika dilihat dari keuntungannya, maka saya berani menyatakan bahwa try out
wajib diikuti oleh mahasiswa yang akan mengikuti uji kompetensi. Keuntungan
mengikuti try out
a. Mengenal sistem yang digunakan dalam ujian yang sesungguhnya
b. Mengenal kemampuan “saat ini”
c. Memprediksi kekurangan dan kelebihan mahasiswa secara individu
d. Memudahkan dalam menentukan siapa yang boleh ikut uji kompetensi dan
siapa yang harus melakukan pengkayaan terlebih dahulu
e. Memudahkan dalam melakukan prediksi kelulusan di uji kompetensi nanti
f. Menilai kualitas kampus secara umum dan per mata kuliah
g. Memudahkan dalam menentukan strategi yang tepat dalam mempersiapkan
mahasiswa menghadapi uji kompetensi

Terdapat beberapa tips dan triks pada uji kompetensi yang mengacu pada bagaimana
proses uji kompetensi itu dilakukan, diantaranya sebagai berikut:
1. Berdoalah
Berdoa merupakan senjata orang yang beriman, berdoa menunjukan bahwa
kita merupakan manusia yang lemah, dan doa dapat merubah takdir. Semoga
apa yang kita usahakan mendapatkan kemudahan dari Allah SWT. Hanya
orang yang sombong tang tidak mau berdoa. Kesombongan akan membawa
manusia jatuh kepada kehinaan.
2. Cek kemampuan diri.
Lihat hasil yang sudah ada misalnya hasil try out sebelumnya yang dilakukan
oleh kampus maupun oleh penyelenggara try out nasional. Dalam melihat
kemampuan diri ini terutama dalam memahami lembaran hasil try out yang
biasanya dibagikan, lihatlah:
a. Berapa nilai anda
Nilai anda dapat memberikan gambaran kemungkinan anda lulus atau tidak.
Dengan nilai batas lulus 48,3 sekarang ini maka lakukan kegiatan sebagai
berikut:
1) Apakah nilai anda diatas nilai 48,3? berapa selisihnya?
2) Apakah nilai anda dibawah nilai 48,3? Berapa selisihnya?
3) Nilai anda tambahkan dan kurangi oleh standar deviasi dari hasil try out
terakhir, itulah nilai maksimal dan minimal yang ada dapatkan pada saat
ini.
b. Berapa soal yang dapat anda jawab dari 180 soal yang diberikan.
Dalam setiap try out anda akan mendapatkan laporan, biasanya laporan itu
muncul setelah 2 minggu. Jika lembaran itu sudah ada dapatkan cek, dari
soal 180 berapa soal yang anda mampu dijawab dengan benar. Jika anda
melihat 100/180 artinya anda mampu menjawab 100 soal dari 180 soal yang
diberikan.
c. Mata kuliah mana yang memiliki prosentase tinggi
Dilembaran laporan pun anda akan mendapatkan mata kuliah mana yang
paling mendominasi dalam memberikan nilai tertinggi. Lihat 3 – 4 mata
kuliah yang paling mendominasi atau lihat yang memiliki perbandingan
antara jawaban benar anda dan soal yang diberikan yang paling tinggi. Ini
dapat dipergunakan untuk mendulang nilai pada saat uji kompetensi nanti.
Cek mana mata kuliah yang memiliki prosentase soal yang mampu dijawab
dengan benar dan soal yang diberikan:
1) Nilai diatas 50%
mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang sangat anda kuasai,
pastikan prosentasenya naikan terutama yang memiliki soal yang
banyak seperti KMB, anak, maternitas, jiwa dan komunitas, keluarga dan
gerontik (KKG). Jika mata kuliah KMB lebih baik nilainya dari mata kuliah
yang lain, pastikan anda pertahankan dan belajar terus karena KMB
merupakan mata kuliah terbanyak memberikan soal dan mata kuliah
favorite anda.
Mengapa anda harus belajar mata kuliah yang menjadi favorite? Belajar
pad mata kuliah favorite tidak membutuhkan usaha yang berat, karena
pada dasarnya anda sangat menyukai mata kuliah tersebut. Mata kuliah
favorite ini diharapkan dapat memberikan sumbangan nilai yang tinggi
atau banyak. Sebaliknya jika anda belajar mata kuliah yang kurang anda
senangi, anda akan mendapatkan stress pada saat belajar.
2) Nilai 40 - 50%
Jika nilai mata kuliah mendapatkan prosentase jawaban betul dan soal
yang diberkan 40 – 50%, maka lakukanlah hal berikut ini:
a) yakinkan pada diri anda bahwa anda sebenarnya menguasai mata
kuliah ini, dan anda pun menyenangi mata kuliah ini.
b) yakinkan bahwa anda mampu menaikan prosentase 20% dengan
belajar serius dan menggunakan metode yang baik.
c) nilai mata kuliah ini dapat memberikan nilai yang sangat menentukan
untuk kelulusan anda.
d) belajarlah 3 kali lebih sering, lebih giat dan focus pada mata kuliah
ini.
3) Nilai kurang dari 40%
Jika anda mendapatkan nilai kurang dari 40% dari mata kuliah maka
anda harus melakukan hal berikut:
a) yakinkan bahwa anda secara prinsip memahami mata kuliah
b) anda masih mampu menaikan prosentasi selama anda mau bekerja
dan berlajar dengan giat
c) usahakan senangi dan sukai mata kuliah yang di ujikan
d) focus belajar pada mata kuliah yang nilainya besar dan memiliki soal
yang banyak
e) Gunakan metode yang baik untuk mencatat
d. Dari penilaian aspek kognitif, pengetahuan prosedural dan afektif mana nilai
yang paling tinggi.
Kognitif adalah materi ujian yang menekankan kepada pengetahuan secara
umum mengenai sebuah pertanyaan. Misalnya pengetahuan mengenai
bagaimana membuat prioritas berdasarkan data yang ada, apa yang akan
dilakukan, bagaimana sebuah pengkajian di lakukan, bagaimana membuat
rencana tindakan, bagaimana membuat evaluasi dari tindakan yang
dilakukan.
Pengetahuan prosedural adalah materi ujian yang untuk mengetahui
bagaimana sebuah tindakan dilakukan. Pertanyaan ini bisa merupakanpotongan tindakan dan anda dipersilahkan untuk mencari potongan tersebut
atau melanjutkan dari potongan tersebut.
Afektif adalah materi ujian yang ditanyakan untuk menilai seberapa besar
kemampuan softskill mahasiswa. Misalnya bagaimana cara berempati
kepada pasien yang kehilangan kakinya akibat amputasi, atau bagaimana
respon anda kepada pasien yang didiagnosa penyakit HIV AIDS.
e. Sistem penyumbang soal tertinggi dalam ukom.
1) Pernapasan
2) Jantung, pembuluh darah dan system limpatik
3) Pencernaan dan hepatobilier
4) Syaraf dan prilaku
5) Reproduksi
6) Ginjal dan saluran kemih
f. Kebutuhan dasar manusia penyumbang soal paling tinggi
1) Oksigenasi
2) Cairan dan elektrolit
3) Nutrisi
4) Aman dan nyaman
5) Psikososial
g. Proses keperawatan menyumbang soal hampir merata di semua tahapan
1) Pengkajian
2) Penentuan diagnose
3) Perencanaan
4) Implementasi
5) Evaluasi
h. Tindakan kuratif menempati urutan penyumbang soal tertinggi
3. Cek 10 penyakit atau kasus terbesar di Indonesia
Anda harus menguasai minimal 10 penyakit yang ada di seluruh Indonesia. Cek
10 tindakan yang sering dilakukan oleh perawat
Beberapa tindakan yang biasa dilakukan oleh perawat diruangan adalah:
1. Pemasangan infus
2. Pemasangan kateter
3. Pemberian oksigen
4. Pemasangan NGT
5. Perawatan luka
6. Perawatan postural drainage
7. Perawatan water seal drainage
8. Huknah
9. Pemeriksaan fisik
10. Pemberian obat dan persiapan specimen laboratorium4. Cek tindakan yang paling sering dari setiap mata kuliah
Ini sangat penting mengingat ada beberapa tindakan yang sering dilakukan dari
mata kuliah yang satu dengan mata kuliah yang lain.
KMB = 10 tindakan diatas
Anak = 10 tindakan diatas, nebulizer, perawatan atraumatic, imunisasi
Maternitas = pemeriksaan kehamilan, hitung taksiran persalinan, APGAR,
proses persalian, pemeriksaan paska persalinan (nifas).
Jiwa = terapi aktivitas, komunikasi terapeutik
Gadar = pemberian cairan pasien syok, basic life support, bidai, sperain
dan strain, logroll.
5. Focus belajar pada mata kuliah yang paling banyak mengeluarkan soal
Yang harus anda lakukan dalam uji kompetensi adalah mendapatkan nilai yang
sebanyak banyaknya sehingga mendapatkan kualifikasi kompeten. Untuk
menjadi kompeten anda harus mendapatkan nilai 48,3 minimal atau setara
dengan 86,4 menjawab dengan benar atau 87 (dibulatkan). Dari mana saja
anda dapatkan nilai sebanyak itu? Tentunya dari semua mata kuliah. Akan
tetapi kemampuan seseorang berbeda dengan yang lainya, sehingga
kebanyakan tidak menguasai dengan baik materi di semua mata kuliah sama
baiknya. Nilai seseorang kadang ada yang baik di mata kuliah A, akan tetapi
nilai pada mata kuliah B, kurang baik.
Untuk itu perlu strategi dalam belajar, diataranya:
1. Focus belajar kepada mata kuliah yang memiliki soal banyak
2. Focus belajar pada mata kuliah favorite
6. Focus belajar pada sistem pernapasan, kardiovaskuler, persyarapan, dan
pencernaan
Soal pada sistem pernapasan, kardiovaskuler, persyarapan, dan pencernaan
adalah terbanyak di banding system yang lain. Akan tetapi bukan berarti anda
harus melupakan system yang lain tapi focus lah dalam belajar ke system itu
dengan cara belajar lebih banyak. Jika system pernapasan, kardiovaskuler,
persyarapan, dan pencernaan belajar 2 jam, maka system yang lain cukup 1
jam saja.
7. Pelajari ulang bagaimana proses kehamilan
Dalam mata kuliah maternitas, pertanyaan pertanyaan tentang proses
kehamilan sering keluar, yang normal maupun yang tidak normal. Pelajari
masalah yang mungkin terjadi selama proses kehamilan, misalnya abortus,
hipertensi dalam kehamilan, dan penyulit yang lainnya selain kehamilan normal.
8. Pelajari ulang bagaimana proses atau tahapan melahirkan
Dalam pertanyaan procedural, proses melahirkan sering keluar, misalnya jika
pasien sudah mengalami pembukaan lengkap apa yang harus dilakukan?9. Cek kembali nilai APGAR
10. Fahami prinsip etika minimal faham: beneficience, non maleficience, fidelity,
veracity, autonomy
11. Fahami luas luka bakar dan pemberian cairan
Luas luka bakar pahami, dengan rumus Sembilan
Pemberian cairan pahami rumusnya.
= Luas luka bakar x 4 x Berat Badan
diberikan ½ nya 8 jam pertama, sisanya 16 jam kemudia.
Contoh: jika pasien kebakar jam 13.00, dibawa ke rumah sakit jam 15,00, maka
yang setengahnya harus habis selama 8 – 2 jam = 6 jam
Karena ada waktu antara di rumah sampai dengan di RS selama 2 jam.
12. Ingat cara membuat prioritas
Terdapat 3 cara dalam membuat prioritas
1. Mengacu kepada prinsip Gawat Darurat
2. Mengacu kepada Kebutuhan Dasar Manusia
3. Mengacu kepada jumlah data yang mendukung
13. Gunakan strategi dalam belajar
Belajar perlu strategi, strategi ini berbeda antara satu dengan yang lain, jangan
ikut ikutan dengan orang lain sebelum anda memahami teorinya.
14. Gunakan cara mencatat yang efektif
Banyak cara dalam membuat catatan diantaranya dengan menggunakan mind
map karya Tony Buzzan. Hasil penelitian menunjukan mind map dapat
meningkatkan pemahaman sampai dengan 30% pada mahasiswa kedokteran.
15. Gunakan jurus 1:10
Maksudnya adalah jika anda mendapatkan sebuah soal, janganlah puas
dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam soal tersebut. Akan tetapi
buatlah pertanyaan pertanyaan yang lain minimal 10 pertanyaan. Misalnya
pengkajian, masalah, intervensi, implementasi, pendidikan kesehatan,
tingkatan pencegahan, etika, discharege planning, tindakan spesifik.
====== Semoga Bermanfaat ======

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN NGT

Klasifikasi diagnosis waham

Hubungan Buah Naga Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Yang Mengalami Diabetes Melitus